Jumat, 25 Maret 2011

Halitosis

Halitosis kronis adalah suatu keadaan dimana seseorang mengeluarkan bau menyengat yg berasal dari mulut atau daeHalitosisrah hidung yang tidak dapat dihilangkan melalui teknik oral hygiene normal seperti sikat gigi dan flossing (menggunakan dental floss).
Keadaan seperti bau mulut di pagi hari yang kadang- kadang dialami oleh orang-orang pada umumnya, tidaklah disebut sebagai halitosis murni.
Halitosis dapat terjadi pada semua golongan umur, sex, ras maupun tingkat sosial ekonomi.
Halitosis merupakan suatu problema yang bagi sebagian orang sangat memalukan sehingga penderitanya malas untuk mendatangi dokter gigi ataupun dokter umum, dan bahkan dapat membuat penderitanya kehilangan semangat serta menghindari pergaulan. Selain itu, banyak pula penderita halitosis yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita halitosis sampai ada seseorang yang memberitahu mereka.
90% penderita halitosis disebabkan oleh perkembang-biakan microorganisme tertentu, yaitu bakteri anaerob gram (-) di dalam mulut. Perkembang-biakan microorganisme ini sering kali disebabkan kondisi seperti alergi, sinus congestion atau post-nasal drips, nasal polyps dan xerostomia. Tempat berkumpulnya microorganisme yang berkembang-biak ini umumnya adalah di lidah.
Halitosis yang disebabkan oleh penyakit umum sangat jarang ditemukan.
Halitosis tidak dapat diatasi hanya dengan perawatan umum seperti penggunaan obat kumur, memakan permen mint, mengunyah permen karet, menggunakan spray penyegar mulut, maupun penggunaan pencahar.
Untuk dapat mengatasi halitosis secara efektif, diperlukan pemeriksaan secara menyeluruh dan diagnosa yang tepat.
Secara umum halitosis disebabkan oleh:
A. Keadaan kesehatan umum:
  1. Infeksi sinus, anatomi sinus yang tidak normal, polyp serta post-nasal drainage (drips)
  2. Infeksi tonsil (tonsiloliths)
  3. Penyakit paru
  4. Penyakit ginjal
  5. Penyakit hati
  6. Kelainan darah
  7. Diabetes
  8. Gallbladder dysfunction
  9. Menstruasi
  10. Karsinoma
  11. Makanan-makanan tertentu
B. Keadaan gigi geligi dan rongga mulut:
  1. Karies gigi
  2. Penyakit periodontal (gum disease)
  3. Infeksi di dalam rongga mulut atau abses
  4. Oral cancer
  5. Xerostomia (kondisi kekeringan di dalam mulut). Xerostomia banyak disebabkan oleh obat-obatan tertentu
  6. Kondisi rongga mulut yang disebabkan oleh post-nasal drips/discharges
  7. Kondisi alergi
  8. Perkembang-biakan dari bakteri anaerob gram (-) di dalam mulut
Metode yang digunakan untuk menghentikan halitosis:
Pemeriksaan microbiological
  1. Pemeriksaan gigi geligi
  2. Pemeriksaan kesehatan umum (medical approach)
Pengobatan terhadap halitosis dimulai dengan melakukan anamnesa yang baik, pemeriksaan menyeluruh terhadap keadaan gigi geligi serta rongga mulut, pemeriksaan x-ray (bila diperlukan), serta menggunakan “two state-of-the-art instruments, yang disebut halimeter dan periotempt untuk mencari penyebab dan tingkat parahnya halitosis, serta mengidentifikasi gas-gas yang dihasilkan oleh pernafasan. Bila diperlukan, juga dilakukan analisa terhadap saliva.
Perawatan halitosis terdiri dari:
  1. Mengatasi infeksi kronis di dalam mulut yang dapat menyebabkan halitosis
  2. Menginstruksikan pasien cara-cara melakukan perawatan gigi dan mulutnya di rumah
  3. Memberikan obat bila diperlukan
  4. Menghilangkan berbagai kegiatan atau kebiasaan dari pasien yang dapat menyebabkan halitosis
Selain itu, kepada penderita halitosis juga dianjurkan untuk secara periodik melakukan pemeriksaan gigi ke dokter gigi.
Bila perawatan terhadap halitosis sudah dilakukan tetapi halitosis kronis tetap terjadi, pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan umumnya.
Drg. Rina Tamara

Tips untuk mengatasi bau mulut selama puasa :
Pertama, disarankan kepada orang yang berpuasa memperbanyak mengkonsumsi jenis makanan berserat. Karena makanan berserat akan memberi gerak pada rongga mulut sehingga gigi akan banyak mengunyah dan itu bisa mengurangi timbulnya bau mulut.
Kedua, menghindari makanan yang bisa memicu bau mulut seperti cokelat, Cokelat termasuk makanan yang bersifar diuratic (merangsang pengluaran urine). Akibatnya mulut akan cepat mengalami kekeringan sehingga timbul bau tidak sedap di mulut.
;) . di kutip dari buku puasa sebagai terapi :)

Minggu, 13 Maret 2011

PUSKESMAS DUKUPUNTANG (CIREBON)

Substansi Puskesmas
puskesmas adalah pusat kesehatan masyarakat yang bertempat di kecamatan2 dimaksudkan sebagai pengganti keberadaan rumah sakit dan klinik2 kesehatan yang bertanggung jawab atas kesehatan rakyat.
puskesmas adalah juga instansi pemerintah yang wajib bertanggung jawab atas kesejahteraan kesehatan masyarakat terutama ibu dan anak di setiap kecamatannya, terlebih lagi pada daerah-daerah pedalaman yang sulit untuk menjangkau rumah sakit dikarenakan akses trhadap infrastruktur desa yang masih sangat kurang.
namun pada kenyataannya puskesmas menjadi tempat yang terlalu demokratis bagi kesehatan rakyat, puskesmas hanya difasilitasi secara minimal oleh pemerintah dengan kualitas pelayanan yang seadanya. hal ini dapat dilihat dari fasilitas penunjang alat2 kesehatan yang sudah tidak valid untuk pelayanan kesehatan, dokter yang sangat sedikit (kebanyakan adalah sukarelawan) dengan gaji Rp500.000,- perbulan yang sangat tidak mencukupi kebutuhan hidup layaknya, belum lagi fasilitas penyediaan obat-batan yang sangat terbatas bahkan terkesan asal-asalan (serba CTM dan paracetamol) yang berimplikasi dengan memukul rata obat bagi stiap penyakit(toh pasiennya ndak tau). akhirnya keberadaan puskesmas patut di pertanyakan sejalan dengan alokasi anggaran kesehatannya.
anggaran kesehatan merupakan anggaran terbesar kedua untuk dinas di setiap daerah setelah anggaran pendidikan namun tetap saja tidak ada dampaknya.


Puskesmas dukupuntang beralamat di Jln. Imam Bonjol Cikalahang, kec. dukupuntang, kab. Cirebon. Puskesmas ini sebelum pindah pada tahun 2008, bertempat di samping kecamatan dukupuntang. Pemerintah memberikan bantuan kepada puskesmas dukupuntang, demi terwujudnya pelayanan terhadap masyarakat yang lebih maksimal. Semenjak puskesmas ini pindah, banyak sekali masyarakat yang datang untuk berobat dan ingin mendapatkan pelayanan. Lebih dari 200 pasien datang setiap harinya.
Puskesmas ini buka selama 24 jam, mulai dari pukul 08.00 WIB. Tidak hanya melayani rawat jalan saja, tetapi juga melayani rawat inap. Apabila puskesmas ini sudah tidak dapat melayani pasien yang di rawat inap, maka pasien tersebut akan di rujuk ke rumah sakit terdekat. Selain itu, masih banyak lagi pelayanan-pelayanan yang dimiliki oleh puskesmas dukupuntang, seperti : Poli umum, poli anak, poli gigi, pelayanan jamkesmas, dan terdapat IGD yang buka selama 24 jam.

Salah satu ruangan "POLI GIGI"








Cara menggosok Gigi Yang Baik dan Benar

Menggosok gigi, setelah makan dan sebelum tidur adalah kegiatan rutin sehari-hari. Tujuannya untuk memperoleh kesehatan gigi/mulut dan napas menjadi segar. Terdapat beberapa cara yang berbeda-beda dalam menggosok gigi, yang perlu diperhatikan ketika menggosok gigi adalah:


(1) Cara menyikat harus dapat membersihkan semua deposit pada permukaan gigi dan gusi secara baik, terutama saku gusi dan ruang interdental (ruang antar gigi);
(2) Gerakan sikat gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi dengan tidak memberikan tekanan berlebih;
(3) Cara menyikat harus tepat dan efisien.
(4) Frekuensi menyikat gigi maksimal 3 X sehari (setelah makan pagi, makan siang dan sebelum tidur malam), atau minimal 2 X sehari (setelah makan pagi dan sebelum tidur malam).
Telah kita ketahui bahwa frekuensi menggosok gigi adalah sehari 3 X, setiap sehabis makan dan sebelum tidur. Kenyataannya menggosok gigi 3 X sehari tidak selalu dapat dilakukan, terutama ketika seseorang berada di sekolah, kantor atau tempat lain. Manson (1971) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2 X, setelah makan pagi dan sebelum tidur malam.
Menyikat gigi harus dilakukan secara sistematis, tidak ada sisa makanan tertinggal. Caranya menggosok mulai dari gigi belakang kanan/kiri digerakan ke arah depan dan berakhir pada gigi belakang kanan/kiri dari sisi lainnya. Hasil penyikatan akan lebih baik bila menggunakan disclosing solution atau disclosing tablet sebelum dan sesudah penyikatan gigi. Dengan disclosing solution, lapisan-lapisan yang melekat pada permukaan gigi dapat terlihat jelas.
Dikenal beberapa macam cara menggosok gigi, yaitu,
(a) Gerakan vertikal.
Arah gerakan menggosok gigi ke atas ke bawah dalam keadaan rahang atas dan bawah tertutup. Gerakan ini untuk permukaan gigi yang menghadap ke pipi (bukal/labial), sedangkan untuk permukaan gigi yang menghadap lidah/langit-langit (lingual/palatal), gerakan menggosok gigi ke atas ke bawah dalam keadaan mulut terbuka. Cara ini terdapat kekurangan, yaitu bila menggosok gigi tidak benar dapat menimbulkan resesi gingival/penurunan gusi sehingga akar gigi terlihat.
(b) Gerakan horizontal.
Arah gerakan menggosok gigi ke depan ke belakang dari permukaan bukal dan lingual. Gerakan menggosok pada bidang kunyah dikenal sebagai scrub brush. Caranya mudah dilakukan dan sesuai dengan bentuk anatomi permukaan kunyah. Kombinasi gerakan vertikal-horizontal, bila dilakukan harus sangat hati-hati karena dapat menyebabkan resesi gusi/abrasi lapisan gigi.
(c) Gerakan roll teknik/modifikasi Stillman
Cara ini, gerakannya sederhana, paling dianjurkan, efisien dan menjangkau semua bagian mulut. Bulu sikat ditempatkan pada permukaan gusi, jauh dari permukaan oklusal/bidang kunyah, ujung bulu sikat mengarah ke apex/ujung akar, gerakan perlahan melalui permukaan gigi sehingga bagian belakang kepala sikat bergerak dalam lengkungan.
Pada waktu bulu-bulu sikat melalui mahkota gigi, kedudukannya hampir tegak terhadap permukaan email. Ulangi gerakan ini sampai lebih kurang 12 kali sehingga tidak ada yang terlewat. Cara ini dapat menghasilkan pemijatan gusi dan membersihan sisa makanan di daerah interproksimal/antara gigi.
Dari sekian cara menggosok gigi, memilih sikat gigi dan menggunakan pasta gigi, yang tersebar banyak di pasaran.
Dengan paparan di atas, kini kita dapat memilih sesuai seleranya masing-masing dan memerhatikan etika menggosok gigi dengan baik dan benar. Tidak malas lagi menggosok gigi, budayakanlah menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur malam, luangkanlah waktu sebentar untuk memelihara gigi Anda dan mencapai napas segar. Perlu diingat dan diperhatikan bahwa sumber infeksi/vokal infeksi itu berawal kondisi gigi dan mulut Anda. Insya Allah dengan gigi sehat dan mulut segar...tidur Anda akan nyenyak dan terhindar dari penyakit. (Drg. R. Ginandjar, A.M. RS Al-Islam Bandung)***

Apa penyebab gusi berdarah?

Masalah gusi berdarah bisa jadi pernah dialami sebagian besar orang. Umumnya masalah ini disadari saat menyikat gigi. Namun, mungkin belum semua orang tahu apa sebenarnya penyebab dari gusi berdarah dan bagaimana cara penanganan yang tepat.
Gusi berdarah bisa disebabkan oleh berbagai hal. Penyebab yang paling sering adalah adanya plak dan karang gigi (kalkulus) yang menempel pada permukaan gigi. Gigi kita dilapisi oleh lapisan transparan licin yang disebut pellicle. Pellicle yang dikolonisasi oleh bakteri disebut plak. Selanjutnya, bila tidak dibersihkan maka plak dapat mengalami mineralisasi (pengerasan) sehingga membentuk karang gigi yang melekat pada permukaan gigi. Biasanya karang gigi dijumpai pada leher gigi.
Karang gigi tidak hanya melekat pada permukaan gigi yang tampak (terletak di atas garis gusi) tapi juga dapat melekat pada permukaan gigi yang tertutup oleh gusi. Pada permukaan karang gigi biasanya juga terdapat koloni bakteri. Koloni bakteri pada plak dan karang gigi inilah yang mengakibatkan kerusakan jaringan penyangga gigi, yang dimulai dari gingiva (bagian gusi yang dapat kita lihat). Keadaan ini disebut gingivitis (radang gusi). Karena ada peradangan maka gusi menjadi mudah berdarah apabila terkena trauma mekanis, misalnya sikat gigi atau tusuk gigi. Jadi, gusi berdarah adalah tanda awal adanya kerusakan gusi.
Apabila tidak segera ditangani maka karang gigi dapat terus bertambah sehingga perlekatan gusi pada permukaaan gigi menjadi lepas dan terbentuk adanya kantung pada gusi (disebut periodontal pocket). Kondisi ini disertai juga dengan perdarahan gusi dan kerusakan tulang penyangga gigi. Akibatnya bila tidak segera ditangani gigi menjadi goyang dan akhirnya tanggal. Keadaan ini disebut periodontitis.
Karena penyebabnya adalah koloni bakteri pada plak dan karang gigi, maka solusi masalah ini adalah dengan melakukan pembersihan plak dan karang gigi. Plak dapat dibersihkan dengan cara menyikat gigi secara teratur dan benar. Frekuensi menyikat gigi minimal dua kali tiap hari, pagi setelah makan pagi dan malam sebelum tidur. Arah menyikat gigi adalah dari gusi ke arah gigi. Penyikatan gigi dalam arah horizontal tidak dibenarkan karena akan menyebabkan abrasi leher gigi dan resesi gingiva (gusi rahang atas tampak naik, gusi rahang bawah tampak turun, sehingga permukaan akar gigi terlihat).
Karang gigi tidak dapat dibersihkan dengan menyikat gigi. Jadi apabila terdapat karang gigi maka perlu datang ke dokter gigi untuk dilakukan scaling (pembersihan karang gigi). Selanjutnya dokter gigi akan melihat sampai mana kerusakan jaringan penyangga gigi yang terjadi. Apabila hanya terjadi gingivitis, maka tindakan scaling biasanya sudah mencukupi. Tapi bila sudah terjadi periodontitis, maka akan dilakukan perawatan periodontal lebih lanjut. Sebaiknya kita datang ke dokter gigi setiap enam bulan sekali untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh sehingga masalah dapat ditangani sejak dini.
Selain karang gigi dan plak, perdarahan gusi juga berhubungan dengan beberapa penyakit, antara lain kekurangan vitamin C dan kelainan darah. Kekurangan vitamin C terjadi pada orang yang tidak makan sayur atau buah dalam jangka waktu lama. Gusi pada penderita kekurangan vitamin C menjadi bengkak, berwarna keunguan dan terjadi perdarahan. Keadaan kekurangan vitamin C ini dinamakan Scurvy. Cara penanganannya adalah dengan memberikan vitamin C.
Kelainan darah yang biasanya berkaitan dengan perdarahan gusi adalah leukemia dan trombositopenia. Leukemia adalah keganasan sel darah putih sedangkan trombositopenia adalah kondisi di mana terjadi penurunan jumlah trombosit dalam darah. Pada penderita leukemia, gusi terinfiltrasi oleh sel-sel darah putih ganas. Secara klinis gusi tampak membesar. Karena pada leukemia umumnya juga terjadi trombositopenia maka gusi penderita leukemia juga mudah berdarah. Trombosit adalah salah satu elemen darah yang diperlukan untuk pembekuan darah. Apabila jumlahnya menurun sampai di bawah batas prescription drugs without a prescription online normal maka kemungkinan terjadi perdarahan lebih besar. Trombositopenia dapat merupakan penyakit yang berdiri sendiri atau bagian dari penyakit lain, misalnya demam berdarah. Jadi apabila didapati gusi berdarah disertai gejala-gejala lain seperti badan mudah lelah, demam, penurunan berat badan, berkeringat di waktu malam dan lain-lain sebaiknya segera datang ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

sumber: drg. Nita Margaretha, SpPM – Staf Pengajar Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut FKUAJ – tanyadokteranda.com


Kalkulus

Karang Gigi yang nama lainnya adalah kalkulus merupakan kotoran dalam mulut yang menempel di gigi dalam jangka waktu lama sehingga lama kelamaan akan mengeras dan membatu sehingga sulit untuk dibersihkan dengan gosok gigi.
Berikut akibat buruk dengan adanya karang gigi atau kalkulus:
1. Dengan adanya kalkulus, maka akumulasi bakteri akan lebih stabil pada mulut, akibatnya bakteri atau kuman tersebut memproduksi asam yang bisa mengakibatkan kerusakan email gigi (gigi berlubang). Proses kerusakan akibat kuman tersebut akan destruktif hingga menyerang pembuluh saraf gigi, dan setelah demikian maka gigi akan timbul rasa ngilu hingga rasa sakit yang tak terkirakan.
2. Dengan adanya kalkulus pada gigi, maka bisa dipastikan bau mulut akan menjadi langganan anda setiap saat. Walau setiap saat menyikatnya, tetap saja akan mengakibatkan bau mulut, karena toksin-toksin produk bakteri dan viskositas saliva yang tak normal menjelma menjadi bau yang sangat tak sedap. Bahkan bagi anda sendiri.
3. Dengan adanya kalkulus maka akan dapat menimbulkan penyakit gusi, dimana ditandai dengan adanya warna kemerahan pada gusi,mudah berdarah jika sikat gigi. penyakit ini biasa disebut sebagai GMK (gingivitis Marginalis kronis)
4. Dengan adanya kalkulus gigi, maka anda jangan heran suatu ketika anda akan merasakan gigi geligi anda terasa goyang, karena penumpukan karang gigi yang berlebihan akan mendorong gusi turun dan merusak perlekatan anatomisnya sehingga gigi tidak tertanam pada rahang secara kuat dan normal.
5. Dengan adanya kalkulus gigi, jika kerusakan yang ditimbulkan oleh akumulasi toksin dan produk asam bersifat masif di dalam mulut, maka yang paling ekstrim yang bisa terjadi adalah adanya penyakit yang merusak gigi dan tulang rahang secara keseluruhan. Biasanya di tandai dengan destruksi tulang dan gigi geligi goyang dan menjadi jarang. Inilah yang biasa di sebut sebagai penyakit SPP (slowly Progressif Periodontitis) atau RPP (rapidly progressif perioDari segi penampilan karang gigi memang kurang sedap dipandang mata sehingga bagi yang memperhatikan penampilan sebaiknya membersihkannya dengan cara yang baik dan benar.
Setiap orang beda-beda dalam menghasilang karang gigi di dalam mulutnya. Ada yang mudah terbentuk dan ada pula yang lama terbentuknya tergantung kondisi lingkungan dalam mulut, kandungan dalam air liur (ludah), makanan yang kita makan, kondisi gigi geligi, jenis kuman yang ada di mulut kita, dan lain-lain.
Untuk menghilangkan kalkulus atau karang gigi sebaiknya tidak dilakukan sendiri atau menggunakan suatu benda atau obat kimia yang tidak jelas. Untuk membersihkan karang gigi sebaiknya datang ke dokter gigi baik yang praktek di rumah, rumah sakit, klinik, puskesmas, dan lain sebagainya. Jika anda tidak punya banyak uang sebaiknya datang ke puskesmas atau pusat kesehatan lain di desa yang bisa terjangkau. Mintalah dokter gigi untuk membersihkan karang gigi anda dengan teknik scaling maupun cara lainnya.
Menggunakan cara yang salah justru hanya akan memperparah keadaan yang tadinya baik-baik saja. Jika anda nekat membersihkan dengan batu, pisau, logam, benda tajam, dan lain-lain maka bisa jadi yang dikikis justru lapisan email gigi kita yang sangat penting atau bahkan bisa menyebabkan infeksi dan kantung kuman dalam gigi dan gusi. Agar lebih aman sebaiknya datang ke dokter gigi saja (bukan ahli gigi lho? antara dokter gigi dan ahli gigi beda….) agar gigi anda bisa kembali ke sedia kala serta tetap sehat dan kuat.
Agar kalkulus tidak kembali lagi ke gigi kita atau jangka waktu yang lebih lama, kita bisa melakukan beberapa tindakan pencegahan karang gigi sebagai berikut di bawah ini :
1. Rajin gosok gigi setelah makan dan sebelum tidur dengan pasti gigi / odol yang mencegah plak.
2. Rajin minum air putih yang bersih sambil kumur-kumur.
3. Rajin membersihkan bekas sisa makanan / jigong yang ada di pojok dan sela-sela gigi dengan benang gigi.
4. Rajin kumur-kumur dengan cairan pembersih mulut / dental floss yang bisa mencegah plak karang gigi.
5. Rajin makan buah dan atau sayur karena seratnya dapat membantu menghilangkan sisa makanan di gigi dan gusi kita.
Perawatan pembersihan karang gigi biasanya di sebut dengan scaling, teknologi perawatan kedokteran gigi modern sudah menyediakan berbagai macam jenis alat yang canggih. Salah satunya adalah dengan adanya scaler elektrik. Metode scaling dengan mesin elektrik. Tepat guna dan tak ada resiko.
oleh karena itu, masihkah anda ingin membiarkan karang gigi itu menumpuk di dalam mulut anda?
rawatlah minimal 6 bulan sekali, atau menurut kualitas oral hygine anda.
Sekian terima kasih semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua.
drg. Merry, Jl Pangeran Puger gg Sonokeling No. 1 Grobogan-Grobogan, Jawa Tengah Indonesia